Batu mulia peninggalan Kerajaan Samudera Pasai, Aceh, diikut sertakan dalam kontes batu mulia se-Asia Tenggara atau Indonesian Gemstone Competition and Exibition Serie II dan Biggest Gemstone Fair in South East Asia pada 17 hingga 21 September 2014 di Mangga Dua Town Square, Jakarta.
“Dari Lhokseumawe hanya ada satu peserta kontes, yaitu saya. Kita akan ikut dalam kategori batu gambar, anti dan mulia,” ujar Sayed Ahmad Sabiq atau akrab disapa Yed Mad kolektor batu asal Kota Lhokseumawe,
Dikatakannya, daya tarik batu mulia peninggalan masa Sultan Malikussaleh, antara lain manik-manik yang dipakai oleh keluarga raja yang ditemukan oleh pihaknya. Selain itu, tambah Yed Mad, beberapa batu temuan terbaru peninggalan kerajaan Islam itu turut dipamerkan.
“Keindahan batu Sultan Malikussaleh tidak kalah dengan batu jenis lainnya,” ungkap Yed Mad.
“Dari Lhokseumawe hanya ada satu peserta kontes, yaitu saya. Kita akan ikut dalam kategori batu gambar, anti dan mulia,” ujar Sayed Ahmad Sabiq atau akrab disapa Yed Mad kolektor batu asal Kota Lhokseumawe,
Dikatakannya, daya tarik batu mulia peninggalan masa Sultan Malikussaleh, antara lain manik-manik yang dipakai oleh keluarga raja yang ditemukan oleh pihaknya. Selain itu, tambah Yed Mad, beberapa batu temuan terbaru peninggalan kerajaan Islam itu turut dipamerkan.
“Keindahan batu Sultan Malikussaleh tidak kalah dengan batu jenis lainnya,” ungkap Yed Mad.
0 komentar:
Posting Komentar